Tuesday, December 17, 2013

BUDAYA MINANGKABAU YANG MEMENGARUHI DINAMIKA PENDUDUK

Budaya Minangkabau adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang di seluruh kawasan daerah perantauan Minangkabau. Budaya ini merupakan salah satu dari dua kebudayaan besar di Indonesia yang sangat menonjol dan berpengaruh. Orang Minang sangat kuat pegangan adat Minang dan agama Islam.
Budaya Minangkabau yang dapat memengaruhi dinamika penduduk di daerah Sumatra Barat maupun daerah di Sumatra Barat antara lain adalah:
A)     Budaya Matrilineal
Budaya Matrilineal bersifat keibuan, dengan harta dan tanah pusaka diwariskan menerusi nasab ibu (dari ibu ke anak perempuan, dst). Budaya ini disebut juga Bundo Kanduang. Budaya matrilineal terbesar di dunia. Kaum perempuan menguasai aset ekonomi keluarga, sedangkan kaum lelaki lebih mengurusi urusan agama dan politik.
Setelah akil baligh, lelaki Minang tidak dapat lagi tidur di rumah orang tuanya karena rumah hanya diperuntukkan untuk kaum wanita beserta suami dan anak-anaknya. Budaya matrilineal ini adalah salah satu alasan yang menyebabkan ramainya kaum lelaki Minang merantau dan mengadu nasib di luar Sumatra Barat. Budaya ini menyebabkan orang Minang akan terus berusaha memiliki anak perempuan agar harta dan tanah warisannya tidak terputus.

B)     Budaya Rantau
Minangkabau perantauan adalah orang Minang yang hidup di luar wilayah Sumatera Barat. Merantau adalah proses interaksi masyarakat Minangkabau dengan dunia luar, sebuah petualangan pengalaman dan geografi dengan meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasih di negeri orang. Hampir separuh orang minang berada dalam perantauan. Biasanya di kota-kota besar seperti: Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Medan, Batam, Palembang, Surabaya, dsb. Bahkan, etnis Minang terdapat banyak di luar negeri seperi Malaysia.
Semenjak anak-anak, lelaki Minang sudah diberi ajaran ilmu agama dan adat Minang yang kuat di Surau. Saat remaja, lelaki Minang sudah dihimbau agar meninggalkan nagari (kampung) halaman untuk menimba ilmu dan pengalaman berdagang di luar nagari dengan harapan mereka akan pulang sebagai orang dewasa yang lebih matang dan bertanggung jawab kepada keluarga dan nagari. Zaman sekarang, lazim dan sudah banyak wanita Minang yang merantau karena mengikuti suami, berdagang, pendidikan, dsb.
Beberapa sebab orang Minang merantau antara lain adalah faktor budaya nenek moyang dan faktor ekonomi.

        1)      Faktor Budaya Nenek Moyang
             Orang Minang terkenal akan semangat untuk mengubah nasib dengan mengejar ilmu dan kekayaan. Pepatah Nenek Moyang Minang: “Ka Ratau madang di hulu, babuah babungo alun, marantau bujang dahulu, di rumah paguno balun” (lebih baik pergi merantau karena dikampung belum berguna).

        2)      Faktor Ekonomi
Pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan bertambahnya SDA yang dapat diolah. SDA yang menjadi pendapatan utama tidak cukup lagi untuk memenuhi keperluan bersama karena harus dibagi dengan beberapa keluarga.
Sumber tabel: Sumber: Depkes Sumbar

Estimasi piramida penduduk Sumatera Barat Tahun 2012. Pada kelompok usia produktif, terdapat banyak perempuan dibandingan dengan lelaki. Salah satu sebabnya adalah budaya merantau.

No comments:

Post a Comment